PENGETAHUAN INDUSTRI
Bagaimana Kain Oxford Poliester 210D biasanya ditenun?
Kain Oxford Poliester 210D biasanya ditenun menggunakan pola anyaman keranjang. Tenunan keranjang adalah teknik tenun yang umum digunakan dalam produksi kain Oxford, yang memberikan tekstur dan tampilan khas pada kain. Berikut cara menenun pola anyaman keranjang:
Benang Warp dan Weft: Dalam menenun, ada dua set benang: benang lusi dan benang pakan. Benang lusi memanjang sepanjang kain, sedangkan benang pakan melebar.
Jalinan: Dalam tenunan keranjang, benang lusi dan benang pakan terjalin dalam pola yang teratur. Tidak seperti tenunan polos, di mana setiap benang lusi secara bergantian melewati dan di bawah setiap benang pakan, dalam tenunan keranjang, beberapa benang lusi melewati beberapa benang pakan dan kemudian di bawahnya dalam urutan yang teratur. Ini menciptakan kain yang lebih bertekstur dan kuat.
Jumlah Benang Genap: Biasanya, pola anyaman keranjang menggunakan benang lusi dan benang pakan dalam jumlah genap, yang berkontribusi pada tampilan kain yang seimbang dan simetris.
Benang Lebih Tebal: Untuk Kain Oxford Poliester 210D, benang yang digunakan relatif lebih tebal dibandingkan dengan kain yang lebih halus, sebagaimana ditandai dengan tingkat denier "210D". Ketebalan ini berkontribusi terhadap kekuatan dan daya tahan kain.
Tekstur: Jalinan benang dalam pola anyaman keranjang menciptakan permukaan bertekstur dengan tampilan khas kotak-kotak. Tekstur ini juga menjadi ciri khas kain Oxford
Kain Oxford Poliester 210D .
Tenunan Seimbang: Pola anyaman keranjang menghasilkan tenunan yang seimbang, artinya kain tersebut memiliki jumlah benang lusi dan benang pakan yang kira-kira sama per inci. Konstruksi seimbang ini menambah stabilitas kain secara keseluruhan.
Pelapisan: Dalam beberapa kasus, Kain Oxford Poliester 210D mungkin juga memiliki pelapis atau perawatan tambahan yang diterapkan untuk meningkatkan ketahanan air atau sifat lainnya. Pelapis ini dapat diaplikasikan pada permukaan kain setelah ditenun.
Pola anyaman keranjang memberikan kekuatan, daya tahan, dan permukaan sedikit bertekstur pada Kain Oxford Poliester 210D, sehingga cocok untuk berbagai aplikasi, terutama pada perlengkapan luar ruangan, tas, dan aksesori. Ini memberikan keseimbangan yang baik antara estetika dan kinerja, menjadikannya pilihan populer untuk berbagai kegunaan yang mengutamakan kualitas ini.
Mengapa Kain Oxford Poliester 210D memiliki sifat kedap air yang sangat baik?
Kain Oxford Poliester 210D dapat memiliki sifat kedap air yang sangat baik karena kombinasi beberapa faktor, termasuk tenunan, kepadatan, dan potensi pelapisan atau perawatannya. Inilah mengapa sering dipilih karena ketahanannya terhadap air:
Pola Basketweave: Pola basketweave yang digunakan pada Kain Oxford Poliester 210D menciptakan struktur kain yang rapat dan padat. Tenunan yang rapat ini meminimalkan celah antar benang, sehingga mengurangi kemungkinan masuknya air. Tetesan air kecil kemungkinannya untuk menembus kain karena benang yang saling bertautan.
Bahan Poliester: Poliester, sebagai serat sintetis, pada dasarnya memiliki ketahanan terhadap air. Berbeda dengan serat alami seperti kapas yang dapat menyerap kelembapan, poliester cenderung menolak air. Properti ini membentuk dasar ketahanan kain terhadap air.
Peringkat Denier: Peringkat denier "210D" menunjukkan bahwa kain ini terbuat dari benang poliester 210-denier. Peringkat denier yang lebih tinggi biasanya menunjukkan benang yang lebih tebal dan kuat, yang berkontribusi terhadap daya tahan dan kemampuan kain untuk menahan penetrasi air.
Pelapisan dan Perawatan: Produsen sering kali meningkatkan ketahanan air pada Kain Oxford Poliester 210D dengan menerapkan pelapis atau perawatan pada permukaan kain. Lapisan ini dapat mencakup lapisan poliuretan (PU) atau polivinil klorida (PVC), yang menciptakan penghalang kedap air. Pilihan lapisan dan metode penerapannya dapat mempengaruhi kemampuan kedap air kain.
Lapisan akhir DWR (Anti Air Tahan Lama): Banyak kain luar ruangan, termasuk kain poliester oxford, diberi lapisan akhir DWR. DWR adalah perawatan anti air yang menyebabkan air menggenang dan menggelinding dari permukaan kain. Meskipun perawatan DWR tidak membuat kain sepenuhnya kedap air, namun perawatan ini meningkatkan ketahanan terhadap air secara signifikan.
Penyegelan Jahitan: Dalam aplikasi di mana kedap air secara menyeluruh sangat penting, jahitan dan jahitan pada produk Kain Oxford Poliester 210D dapat disegel dengan selotip atau perekat tahan air untuk mencegah masuknya air melalui lubang jahitan.
Desain Aplikasi: Desain dan konstruksi produk yang terbuat dari
Kain Oxford Poliester 210D juga berperan dalam kedap airnya. Misalnya, penggunaan ritsleting tahan air, jahitan tertutup, dan penutup yang tumpang tindih pada tas atau jaket dapat meningkatkan ketahanan terhadap air.